Perpuluhan atau juga persepuluhan sering kita dengar seiring semakin
banyaknya denominasi gereja sekarang, sebab mereka selalu menekankan
perpuluhan ini dilakukan. Bahkan ada yang sangat radikal menyarankan
pengikutnya wajib memberi perpuluhan.
Untuk menyikapi ini, perlu kita mengerti apa itu perpuluhan dan bagaimana cara memberikan persembahan perpuluhan tersebut. Perpuluhan atau persepuluhan adalah memberikan persembahan sepersepuluh dari seluruh penghasilan kita yang dikuduskan bagi Tuhan.
Untuk menyikapi ini, perlu kita mengerti apa itu perpuluhan dan bagaimana cara memberikan persembahan perpuluhan tersebut. Perpuluhan atau persepuluhan adalah memberikan persembahan sepersepuluh dari seluruh penghasilan kita yang dikuduskan bagi Tuhan.
Persembahan perpuluhan itu bukanlah persembahan khusus, dan bukan pula persembahan hasil pertama (Nehemia 12:44, Amsal 3:9), dan bukan juga persembahan yang kita berikan pada hari pertama tiap - tiap minggu (1 Korintus 16:2).
Maleakhi 3:10
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah
Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
Pernah dengar ayat ini? Ya, ayat inilah yang
sering dipakai oleh mereka yang mewajibkan pengikutnya untuk memberikan
perpuluhan, sebenarnya ayat ini sangat bagus untuk diperhatikan oleh
mereka - mereka sendiri yang katanya hamba Tuhan tetapi menggunakan uang
perpuluhan untuk kepentingan dan kemewahannya sendiri. Mengapa ? Firman
ini turun dan ditujukan kepada para Imam Israel which is pada saat itu mereka menjauh dari Tuhan, maka Tuhan
murka kepada mereka (baca Maleakhi 2 dilanjut sampai Maleakhi 3).
Para Imam pada masa itu merampas persembahan perpuluhan itu, dan ini
juga terjadi pada masa sekarang, pada masa ini banyak yang
mengatasnamakan Tuhan mengambil uang perpuluhan itu demi kepentingannya
sendiri.
Perhatikanlah firman Tuhan tersebut; Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu. Artinya, ada kata itu, maksudnya
ada persembahan persepuluhan itu pada mereka tetapi para Imam pada masa
itu tidak membawanya ke dalam bilik perbendaharaan di Bait Allah.
Oleh karenanya, be aware!!! Jadi pertanyaannya, apakah kita harus memberikan persembahan perpuluhan itu ?
Suatu
kali, perkara ini aku pertanyakan kepada Tuhan dalam doa, dan betapa
baiknya Dia memberikan pengetahuan mengenai perkara ini, dan Dia
berfirman dengan membukakan ayat ;
Matius 23:23
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan
jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu
harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Saat aku membaca ayat ini awalnya aku tidak mengerti, selanjutnya aku memasuki pengertian dalam roh
bahwa Dia tunjukkan ayat ini untuk memberi pengertian bahwa
persepuluhan dan keadilan, belas kasihan, kesetiaan harus dilakukan.
Perhatikan perkataan terakhir dari teguran Yesus kepada ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik pada saat itu; Yang satu
harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Artinya, kedua
hal yang disebutkan sebelumnya itu yaitu hal yang pertama mengenai
persepuluhan dari adas manis, jintan dan hal yang kedua adalah keadilan,
belas kasihan, kesetiaan merupakan hal yang harus dilakukan. Jadi tak
ada faedahnya kita memberikan perpuluhan tetapi kita berlaku tidak adil,
tidak berbelas kasih, dan tidak setia terhadap sesama karena yang kedua
inilah yang paling penting dan terpenting, dan perpuluhan itu adalah wujud dari perbuatan kita mengasihi Tuhan dan sesama. (Ulangan 6:5, Ulangan 11:1, Matius 22:37-40, Yoh 14:23). Jadi, apakah wajib memberi perpuluhan? Sesungguhnya : "Lakukanlah perpuluhan dengan tidak mengabaikan keadilan, belas kasihan, kesetiaan, bukan sebagai rutinitas suatu doktrin seakan-akan perpuluhan itu lah yang paling penting atau terpenting."
Jika perpuluhan ini kita anggap yang paling penting, sama lah artinya kita itu seperti ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, dan orang-orang munafik yang telah ditegur Yesus pada masa itu. Di sinilah Yesus dengan tegas mengajarkan apa itu perpuluhan. Terpenting itu adalah yang utama dan lainnya itu yang kedua. Yang terpenting di sini adalah keadilan, belas kasihan, kesetiaan dan yang kedua adalah perpuluhan. Bukan tanpa alasan Yesus mengatakan hal ini. Mari kita lihat perkataan-Nya sejenak mengenai hukum kasih itu bagaimana,
Matius 22:36 - 40
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Mengasihi Allah adalah yang utama dan yang terpenting, dan yang kedua adalah mengasihi sesama. Tetapi banyak orang yang menyimpangkan ini sama halnya dengan perpuluhan tersebut. Mereka berkata, mengasihi sesama adalah sama mengasihi Allah juga, kalau tidak mengasihi sesama berarti tidak mengasihi Allah. Pernyataan itu benar dalam hal pengertian tetapi secara hakekatnya pernyataan tersebut seakan akan kita harus mengasihi sesama dahulu maka otomatis kita juga mengasihi Allah. Padahal sudah jelas Yesus mengajarkan mengasihi Allah dahulu baru mengasihi sesama.
Begini, jika kita mengasihi sesama dahulu daripada mengasihi Allah, maka ketika sesama/orang lain itu menyakiti hati kita maka timbullah kekecewaan dan kebencian bahkan kita balik menghujat dia. Mungkin saja terucap kita "kitanya sudah baik tapi dia tidak tahu terima kasih, dikasih hati minta jantung, mudah-mudahan dia kena batunya, dll..." sampai akhirnya kita tidak bisa mengampuni sesama kita itu. Inilah dampak dari kita mengasihi sesama lebih dahulu, karena motivasi kita mengasihi terhadap sesama adalah mengasihi orang yang mengasihi kita.
Jika kita lebih dahulu mengasihi Allah, maka mengasihi sesama sudah seharusnya kita lakukan motivasinya bukan mengharapkan kasih kita dibalas oleh sesama kita tetapi kasih kita itu akan dibalas oleh Allah, sehingga kalau pun sesama menyakiti hati kita, kita tidak kecewa, benci atau balik menghujatnya melainkan kita tetap harus mengasihinya meskipun sesama itu menyakiti hati kita. Kenapa seperti itu? Karena orang yang bisa mengutamakan mengasihi Allah yang terutama dan yang terpenting, apa pun perintah-Nya kita akan lakukan termasuk hukum yang kedua tersebut mengasihi sesama.
Begitu juga dengan perpuluhan, jika perpuluhan yang kita utamakan atau yang terpenting sementara keadilan, belas kasihan dan kesetiaan itu kita abaikan, sesungguhnya perpuluhan itu tidak ada faedahnya bagi Tuhan.
Hosea 6:6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Lalu bagaimana cara memberikan persembahan perpuluhan tersebut ? Ikuti artikel lanjutannya memberi Perpuluhan..
Matius 22:36 - 40
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Mengasihi Allah adalah yang utama dan yang terpenting, dan yang kedua adalah mengasihi sesama. Tetapi banyak orang yang menyimpangkan ini sama halnya dengan perpuluhan tersebut. Mereka berkata, mengasihi sesama adalah sama mengasihi Allah juga, kalau tidak mengasihi sesama berarti tidak mengasihi Allah. Pernyataan itu benar dalam hal pengertian tetapi secara hakekatnya pernyataan tersebut seakan akan kita harus mengasihi sesama dahulu maka otomatis kita juga mengasihi Allah. Padahal sudah jelas Yesus mengajarkan mengasihi Allah dahulu baru mengasihi sesama.
Begini, jika kita mengasihi sesama dahulu daripada mengasihi Allah, maka ketika sesama/orang lain itu menyakiti hati kita maka timbullah kekecewaan dan kebencian bahkan kita balik menghujat dia. Mungkin saja terucap kita "kitanya sudah baik tapi dia tidak tahu terima kasih, dikasih hati minta jantung, mudah-mudahan dia kena batunya, dll..." sampai akhirnya kita tidak bisa mengampuni sesama kita itu. Inilah dampak dari kita mengasihi sesama lebih dahulu, karena motivasi kita mengasihi terhadap sesama adalah mengasihi orang yang mengasihi kita.
Jika kita lebih dahulu mengasihi Allah, maka mengasihi sesama sudah seharusnya kita lakukan motivasinya bukan mengharapkan kasih kita dibalas oleh sesama kita tetapi kasih kita itu akan dibalas oleh Allah, sehingga kalau pun sesama menyakiti hati kita, kita tidak kecewa, benci atau balik menghujatnya melainkan kita tetap harus mengasihinya meskipun sesama itu menyakiti hati kita. Kenapa seperti itu? Karena orang yang bisa mengutamakan mengasihi Allah yang terutama dan yang terpenting, apa pun perintah-Nya kita akan lakukan termasuk hukum yang kedua tersebut mengasihi sesama.
Begitu juga dengan perpuluhan, jika perpuluhan yang kita utamakan atau yang terpenting sementara keadilan, belas kasihan dan kesetiaan itu kita abaikan, sesungguhnya perpuluhan itu tidak ada faedahnya bagi Tuhan.
Hosea 6:6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Lalu bagaimana cara memberikan persembahan perpuluhan tersebut ? Ikuti artikel lanjutannya memberi Perpuluhan..
bersambung........
0 comments:
Post a Comment