Rutinitas kerohanian seseorang tidaklah akan berarti apabila tidak dibarengi dengan kehidupannya secara rohani, ini dapat tercermin dari tingkah lakunya dan pengenalannya akan Kristus. Satu sisi ia melakukan kegiatan rohaninya, tapi di sisi lain ia melakukan keinginan dagingnya di dunia ini, yang akhirnya membawa dirinya kepada suatu kemunafikan. Mengapa ? Inilah yang Dia nyatakan kepada kita lebih - lebih kepadaku. Sebab bagaimana kita dapat benar - benar rohani tetapi lebih lagi menyenangkan diri terhadap keinginan daging? Tidak ada orang yang benar - benar rohani tetapi lebih lagi ia menyayangkan kemewahan hartanya dan apa yang ia miliki di dunia ini. Tidak seorang pun dapat mengabdikan dirinya kepada dua tuan.
Matius 6:24
Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Menganggap diri benar tanpa mengetahui dan memahami kebenaran itu adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan. Karenanya, biarlah kita datang kepada-Nya dengan segala kerendahan hati meminta hikmat-Nya agar kita dituntun-Nya tetap berjalan di jalan-Nya.
Yakobus 1:5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah
ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang
dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu
akan diberikan kepadanya.
Perkara kemunafikan ini yang sama artinya dengan hidup suam - suam kuku terjadi pada semua orang tanpa terkecuali termasuk juga kepada aku karena memang manusia itu telah berdosa dan telah berbuat dosa, adakah kita yang merasa tidak berbuat dosa? Kalo ada, bertobatlah!!! supaya kita tidak berdosa dan tidak berbuat dosa lagi.
1 Yohanes 1:10
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Suatu
kali, di suatu titik yang paling bawah, perkara ini aku pertanyakan kepada Tuhan dalam doa, dan betapa
baiknya Dia memberikan pengetahuan mengenai perkara ini, dan Dia
berfirman dan menampar keras aku dengan membukakan ayat ini ;
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Aku bertanya dalam hati, kok ayat ini yang terbuka? apa maksudnya ini?, selanjutnya aku memasuki pengertian dalam roh bahwa
Dia tunjukkan ayat ini adalah untuk memberi pengertian kepadaku bahwa dulu... jauh sebelum aku mengerti kehidupanku yang suam-suam kuku, aku merasa sudah hidup rohani, bekerja dengan giat, aku merasa berbuat baik, dan pergi ke gereja, sekali - kali baca firman Tuhan itu sudah rohani, membawa anak - anak ke sekolah minggu dan mengajarkan mereka "Doa Bapa Kami", mengenalkan mereka akan Kristus. Tetapi di sisi lain aku juga masih menyenangkan keinginan sendiri seperti menganggap aku lebih rohani, masih merokok, masih suka marah kalau sedang kesal.
Tuhan mengajarkan kepadaku, bahwa hidup yang telah Dia berikan ini janganlah suam-suam kuku, tidak dingin atau panas. Tidak ada setengah-setengah di hadapan Tuhan, kalau mau dibenarkan-Nya, benar lah menurut firman-Nya dan bukan benar menurut pandangan sendiri. Sebab Tuhan tidak melihat apa yang manusia pandang, tetapi Dia melihat hati.
Amsal 21:2
Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Jadi, adakah hal itu menyenangkan hatimu jika Tuhan berkata; "Tetapi engkau: ikutlah Aku."
Kiranya kasih karunia dari Allah Bapa kita, Tuhan Yesus Kristus memberikan pencerahan jauh ke dalam lubuk hati kita, sehingga kita dapat beroleh belas kasihan, hikmat dan pengetahuan dan pengertian pengenalan akan Dia.
Amin.
0 comments:
Post a Comment